Selasa, 23 Oktober 2012

Sekolah bisa jadi tempat tumbuhkan kreatifitas – Creative Public Space di Sekolah

Sekolah bisa jadi tempat tumbuhkan kreatifitas – Creative Public Space di Sekolah

20121021-165619.jpg
Jiko Wi ketemu Menteri Pariwisafa & Ekonomi Kreatif Mari E. Pangestu siang ini bersepakat bangun ruang kreasi publik … Pembiasaan sebaiknya dilakukan di Sekolah … Sekolah harus mendorong semua warganya untuk terbiasa kreatif … Salah satu caranya dengan memberi apresiasi kepada Pelajar, Guru dan Kepala sekolah atau Tenaga Kependidikan … Saya didukung Ketua Komite Sekolah di SMKN 36 dan SMKN 29 Jakarta memberi Beasiswa Bebas Sumbangan Rutin Bulanan hingga Lulus Sekolah bagi mereka yang berprestasi Juara 1 DKI, 3 Besar Nasional dan 5 Besar Internasional dalam bidang apa saja … dan ternyata hal itu mendorong anak didik kreatif dan berprestasi dalam berbagai bidang … Sekolah bisa jadi tempat tumbuhkan kreatifitas dan takmhanya fokus pada Ujian Nasional.


PROGRAM KERJA
OSIS




Bidang I (Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa)
Kabid Rahman Sya'fiyu A.
Kegiatan :
1. Membantu Pelaksanaan Perayaan Hari Besar Idul Adha 1432 H
2. Pemotongan Daging Kurban
3. Membantu Pelaksanaan Gebyar Muharram 1433 H
4. Membantu Pelaksanan Perayaan Hari Besar Natal
5. Memperingati Hari Besar Maulid Nabi Muhammad SAW
6. Membantu Pelaksanaan Pesantren Kilat
7. Membantu Pelaksanaan Perayaan Hari Besar Idul Fitri 1433 H
8. Membantu mengawasi pelaksanaan Sunatan Massal
9. Islamic Festival “I-Fest”

Bidang II (Kehidupan berbangsa dan Bernegara)
Kabid Bilal M. Fikri

Kegiatan :
1. Mengkoordinir pelaksanaan Upacara setiap hari Senin di SMAN 1 Tambun Selatan
2. Melakukan penertiban Upacara setiap hari senin
3. Penempelan tata tertib sekolah serta Hak dan Kewajiban Siswa disetiap kelas
   di SMAN 1 Tambun Selatan
4. Mengadakan lomba ketertiban antar kelas pada saat upacara
5. Membantu PASKIBRA dalam pelaksanaan GALORISTAS
    (Gelar Lomba Baris Berbaris SMAN 1 Tambun Selatan) 2012
6. Melaksanakan pengibaran bendera 17 Agustus 2012 oleh PASKIBRA SMAN 1 Tambun Selatan di desa
7. Mengirim perwakilan siswa/siswi untuk menjadi PASKIBRAKA tingat provinsi
8. Melaksanakan pengenalan baris berbaris pada kelas X
9. Mengusahakan perbaikan peralatan upacara
10. Mengadakan upacara untuk memperingati hari-hari besar Nasional
11. Mengkoordinir untuk menyanyikan lagu wajib Nasional dan lagi Mars Bonlap
12. Pembuatan buku Tata Tertib

Bidang III (Pendidikan Pendahuluan dan Bela Negara)
Kabid Ryan Faradina

Kegiatan :1. Menertibkan upacara bendera setiap hari senin
2. Mengkoordinir kegiatab TDP
3. Mengadakan LDKS
4. Melaksanakan pelaksanaan kegiatan PFO
5. Mengadakan razia rutin
6. Mengkoordinir pelaksanaan Pendidikan Bela Negara
7. Mengadakan MPO (Musyawarah Perwakilan Kelas) rutin perbulan
8. Mengadakan rapat triwulan evaluasi

Bidang IV (Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur)
Kabid Via Sabila Rubiati

Kegiatan :
1. Keputrian
2. Seminar kesehatan
3. Pembentukan dan pelatihan Qasislap
4. Membantu bidang 1 dalam acara Islam
5. Penanganan kesehatan MOS
6. Membantu sunatan massal
7. Pengobatan gratis
8. Ifthar Jama’i


Bidang V (Organisasi, Pendidikan dan Kepemimpinan)
Kabid Sarah Nurulita F.S

Kegiatan :
1. Mengadakan studi banding dan kunjugan studi wisata ke tempat-tempat sumber belajar
2. Mengadakan kunjungan ke instansi pemerintah
3. Menyelenggarakan MOS bagi calon siswa baru
4. Menyelenggarakan P2AB bagi calon anggota organisasi
5. Memperingati Hari Guru
6. Memperingati Hari AIDS


Bidang VI (Kreativitas dan Kewiraswastaan)
Kabid Dewi Riesna D

Kegiatan :
1. Mengkoordinir pembuatan kalender 2012
2. Mengkoordinir pembuatan Buku Tahunan
3. Mengkoordinir pembuatan Buku Bolistic 10
4. Menjual Stiker
5. Mengadakan usaha dan stand
6. Usaha Photoshop
7. Pengelolaan kolam ikan
8. Radio Bonlap

Bidang VII (Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi)
Kabid Maya Anggraini K

Kegiatan :
1. Classmeeting
2. Management Ekskul Olahraga
     a. Futsal
     b. Bola Basket
     c. Bola Volley
     d. Pencak Silat
     e. Tae Kwon Do
     f. Anggar
3. Bonlap Cup
4. Lomba Kebersihan Kelas
5. Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik bekerjasama dengan KIR
6. Latihan Rutin Ekskul Olahraga

Bidang VIII (Presepsi, Kreasi dan Apresiasi Seni)
Kabid Silvia Yuliani

Kegiatan :
1. Mengadakan Valensi
2. Mengadakan Pemilihan AA dan Eneng Bonlap
3. Membuat mading bersama Bidang 5
4. Mengikuti acara-acara dalam bidang seni yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah


Bidang XI (Pengembangan Teknologi dan IPTEK)
Kabid Anwar Rosyidi

Kegiatan :
1. Pembuatan stiker dan pin OSIS
2. Penggunaan teknologi di sekolah
3. Mengadakan seminar seputar teknologi bagi siswa
4. Membantu pelaksanaan LPKP
5. Mengkoordinir berita/info-info kegiatan sekolah


Bidang X (Pemberdayaan Bahasa, Sastra dan Budaya)
Kabid Dhanny Pratama K.J

Kegiatan :
1. Membantu English Day
2. Membantu organisasi BEC, JOB, dan SSC pada concentration
3. Membantu festival kebudayaan jepang (J-fest)
4. Mengadakan lomba dekorasi tradisional kelas
5. Mengadakan lomba bahasa (bulan bahasa

Kasih Sepanjang Jalan

Kasih Sepanjang Jalan

Di stasiun kereta api bawah tanah Tokyo, aku merapatkan mantel wol tebalku erat-erat. Pukul 5 pagi. Musim dingin yang hebat. Udara terasa beku mengigit. Januari ini memang terasa lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya. Di luar salju masih turun dengan lebat sejak kemarin. Tokyo tahun ini terselimuti salju tebal, memutihkan segenap pemandangan.
Stasiun yang selalu ramai ini agak sepi karena hari masih pagi. Ada seorang kakek tua di ujung kursi, melenggut menahan kantuk. Aku melangkah perlahan ke arah mesin minuman. Sesaat setelah sekeping uang logam aku masukkan, sekaleng capucino hangat berpindah ke tanganku. Kopi itu sejenak menghangatkan tubuhku, tapi tak lama karena ketika tanganku menyentuh kartu pos di saku mantel, kembali aku berdebar.
Tiga hari yang lalu kartu pos ini tiba di apartemenku. Tidak banyak beritanya, hanya sebuah pesan singkat yang dikirim adikku, "Ibu sakit keras dan ingin sekali bertemu kakak. Kalau kakak tidak ingin menyesal, pulanglah meski sebentar, kakc". Aku mengeluh perlahan membuang sesal yang bertumpuk di dada. Kartu pos ini dikirim Asih setelah beberapa kali ia menelponku tapi aku tak begitu menggubris ceritanya. Mungkin ia bosan, hingga akhirnya hanya kartu ini yang dikirimnya. Ah, waktu seperti bergerak lamban, aku ingin segera tiba di rumah, tiba-tiba rinduku pada ibu tak tertahan. Tuhan, beri aku waktu, aku tak ingin menyesalc
Sebenarnya aku sendiri masih tak punya waktu untuk pulang. Kesibukanku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kawasan Yokohama, ditambah lagi mengurus dua puteri remajaku, membuat aku seperti tenggelam dalam kesibukan di negeri sakura ini. Inipun aku pulang setelah kemarin menyelesaikan sedikit urusan pekerjaan di Tokyo. Lagi-lagi urusan pekerjaan.
Sudah hampir dua puluh tahun aku menetap di Jepang. Tepatnya sejak aku menikah dengan Emura, pria Jepang yang aku kenal di Yogyakarta, kota kelahiranku. Pada saat itu Emura sendiri memang sedang di Yogya dalam rangka urusan kerjanya. Setahun setelah perkenalan itu, kami menikah.
Masih tergambar jelas dalam ingatanku wajah ibu yang menjadi murung ketika aku mengungkapkan rencana pernikahan itu. Ibu meragukan kebahagiaanku kelak menikah dengan pria asing ini. Karena tentu saja begitu banyak perbedaan budaya yang ada diantara kami, dan tentu saja ibu sedih karena aku harus berpisah dengan keluarga untuk mengikuti Emura. Saat itu aku berkeras dan tak terlalu menggubris kekhawatiran ibu.
Pada akhirnya memang benar kata ibu, tidak mudah menjadi istri orang asing. Di awal pernikahan begitu banyak pengorbanan yang harus aku keluarkan dalam rangka adaptasi, demi keutuhan rumah tangga. Hampir saja biduk rumah tangga tak bisa kami pertahankan. Ketika semua hampir karam, Ibu banyak membantu kami dengan nasehat-nasehatnya. Akhirnya kami memang bisa sejalan. Emura juga pada dasarnya baik dan penyayang, tidak banyak tuntutan.
Namun ada satu kecemasan ibu yang tak terelakkan, perpisahan. Sejak menikah aku mengikuti Emura ke negaranya. Aku sendiri memang sangat kesepian diawal masa jauh dari keluarga, terutama ibu, tapi kesibukan mengurus rumah tangga mengalihkan perasaanku. Ketika anak-anak beranjak remaja, aku juga mulai bekerja untuk membunuh waktu.
Aku tersentak ketika mendengar pemberitahuan kereta Narita Expres yang aku tunggu akan segera tiba. Waktu seperti terus memburu, sementara dingin semakin membuatku menggigil. Sesaat setelah melompat ke dalam kereta aku bernafas lega. Udara hangat dalam kereta mencairkan sedikit kedinginanku. Tidak semua kursi terisi di kereta ini dan hampir semua penumpang terlihat tidur. Setelah menemukan nomor kursi dan melonggarkan ikatan syal tebal yang melilit di leher, aku merebahkan tubuh yang penat dan berharap bisa tidur sejenak seperti mereka. Tapi ternyata tidak, kenangan masa lalu yang terputus tadi mendadak kembali berputar dalam ingatanku.
Ibu..ya betapa kusadari kini sudah hampir empat tahun aku tak bertemu dengannya. Di tengah kesibukan, waktu terasa cepat sekali berputar. Terakhir ketika aku pulang menemani puteriku, Rikako dan Yuka, liburan musim panas. Hanya dua minggu di sana, itupun aku masih disibukkan dengan urusan kantor yang cabangnya ada di Jakarta. Selama ini aku pikir ibu cukup bahagia dengan uang kiriman ku yang teratur setiap bulan. Selama ini aku pikir materi cukup untuk menggantikan semuanya. Mendadak mataku terasa panas, ada perih yang menyesakkan dadaku. "Aku pulang bu, maafkan keteledoranku selama inic" bisikku perlahan.
Cahaya matahari pagi meremang. Kereta api yang melesat cepat seperti peluru ini masih terasa lamban untukku. Betapa masih jauh jarak yang terentang. Aku menatap ke luar. Salju yang masih saja turun menghalangi pandanganku. Tumpukan salju memutihkan segenap penjuru. Tiba-tiba aku teringat Yuka puteri sulungku yang duduk di bangku SMA kelas dua. Bisa dikatakan ia tak berbeda dengan remaja lainnya di Jepang ini. Meski tak terjerumus sepenuhnya pada kehidupan bebas remaja kota besar, tapi Yuka sangat ekspresif dan semaunya. Tak jarang kami berbeda pendapat tentang banyak hal, tentang norma-norma pergaulan atau bagaimana sopan santun terhadap orang tua.
Aku sering protes kalau Yuka pergi lama dengan teman-temannya tanpa idzin padaku atau papanya. Karena aku dibuat menderita dan gelisah tak karuan dibuatnya. Terus terang kehidupan remaja Jepang yang kian bebas membuatku khawatir sekali. Tapi menurut Yuka hal itu biasa, pamit atau selalu lapor padaku dimana dia berada, menurutnya membuat ia stres saja. Ia ingin aku mempercayainya dan memberikan kebebasan padanya. Menurutnya ia akan menjaga diri dengan sebaik-baiknya. Untuk menghindari pertengkaran semakin hebat, aku mengalah meski akhirnya sering memendam gelisah.
Riko juga begitu, sering ia tak menggubris nasehatku, asyik dengan urusan sekolah dan teman-temannya. Papanya tak banyak komentar. Dia sempat bilang mungkin itu karena kesalahanku juga yang kurang menyediakan waktu buat mereka karena kesibukan bekerja. Mereka jadi seperti tidak membutuhkan mamanya. Tapi aku berdalih justru aku bekerja karena sepi di rumah akibat anak-anak yang berangkat dewasa dan jarang di rumah. Dulupun aku bekerja ketika si bungsu Riko telah menamatkan SD nya. Namun memang dalam hati ku akui, aku kurang bisa membagi waktu antara kerja dan keluarga.
Melihat anak-anak yang cenderung semaunya, aku frustasi juga, tapi akhirnya aku alihkan dengan semakin menenggelamkan diri dalam kesibukan kerja. Aku jadi teringat masa remajaku. Betapa ku ingat kini, diantara ke lima anak ibu, hanya aku yang paling sering tidak mengikuti anjurannya. Aku menyesal. Sekarang aku bisa merasakan bagaimana perasaan ibu ketika aku mengabaikan kata-katanya, tentu sama dengan sedih yang aku rasakan ketika Yuka jatau Riko juga sering mengabaikanku. Sekarang aku menyadari dan menyesali semuanya. Tentu sikap kedua puteri ku adalah peringatan yang Allah berikan atas keteledoranku dimasa lalu. Aku ingin mencium tangan ibu....
Di luar salju semakin tebal, semakin aku tak bisa melihat pemandangan, semua menjadi kabur tersaput butiran salju yang putih. Juga semakin kabur oleh rinai air mataku. Tergambar lagi dalam benakku, saat setiap sore ibu mengingatkan kami kalau tidak pergi mengaji ke surau. Ibu sendiri sangat taat beribadah. Melihat ibu khusu' tahajud di tengah malam atau berkali-kali mengkhatamkan alqur'an adalah pemandangan biasa buatku. Ah..teringat ibu semakin tak tahan aku menanggung rindu. Entah sudah berapa kali kutengok arloji dipergelangan tangan.
Akhirnya setelah menyelesaikan semua urusan boarding-pass di bandara Narita, aku harus bersabar lagi di pesawat. Tujuh jam perjalanan bukan waktu yang sebentar buat yang sedang memburu waktu seperti aku. Senyum ibu seperti terus mengikutiku. Syukurlah, Window-seat, no smoking area, membuat aku sedikit bernafas lega, paling tidak untuk menutupi kegelisahanku pada penumpang lain dan untuk berdzikir menghapus sesak yang memenuhi dada. Melayang-layang di atas samudera fasifik sambil berdzikir memohon ampunan-Nya membuat aku sedikit tenang. Gumpalan awan putih di luar seperti gumpalan-gumpalan rindu pada ibu.
Yogya belum banyak berubah. Semuanya masih seperti dulu ketika terakhir aku meninggalkannya. Kembali ke Yogya seperti kembali ke masa lalu. Kota ini memendam semua kenanganku. Melewati jalan-jalan yang dulu selalu aku lalui, seperti menarikku ke masa-masa silam itu. Kota ini telah membesarkanku, maka tak terbilang banyaknya kenangan didalamnya. Terutama kenangan-kenangan manis bersama ibu yang selalu mewarnai semua hari-hariku. Teringat itu, semakin tak sabar aku untuk bertemu ibu.
Rumah berhalaman besar itu seperti tidak lapuk dimakan waktu, rasanya masih seperti ketika aku kecil dan berlari-lari diantara tanaman-tanaman itu, tentu karena selama ini ibu rajin merawatnya. Namun ada satu yang berubah, ibu...
Wajah ibu masih teduh dan bijak seperti dulu, meski usia telah senja tapi ibu tidak terlihat tua, hanya saja ibu terbaring lemah tidak berdaya, tidak sesegar biasanya. Aku berlutut disisi pembaringannya, "Ibu...Rini datang, bu..", gemetar bibirku memanggilnya. Ku raih tangan ibu perlahan dan mendekapnya didadaku. Ketika kucium tangannya, butiran air mataku membasahinya. Perlahan mata ibu terbuka dan senyum ibu, senyum yang aku rindu itu, mengukir di wajahnya. Setelah itu entah berapa lama kami berpelukan melepas rindu. Ibu mengusap rambutku, pipinya basah oleh air mata. Dari matanya aku tahu ibu juga menyimpan derita yang sama, rindu pada anaknya yang telah sekian lama tidak berjumpa. "Maafkan Rini, Bu.." ucapku berkali-kali, betapa kini aku menyadari semua kekeliruanku selama ini. 




Senin, 22 Oktober 2012

Presiden SBY Dihujat di Manado

Presiden SBY Dihujat di Manado

 

Ronny Adolof Buol Salah seorang pendemo yang mengecat wajahnya dengan simbol Bendera Papua, Bintang Kejora membawa poster yang berisi foto-foto kekerasan yang dialami warga Papua. Ratusan pendemo yang tergabung dalam Solidaritas Pelajar, Mahasiswa, Pemuda dan Masyarakat Papua (SPMPMP) Di Sulawesi Utara berdemo menuntut keadilan di taha Papua, Selasa (23/10/2012) 
 
 

 

Kelompok pengunjuk rasa yang tergabung dalam Solidaritas Pelajar, Mahasiswa, Pemuda dan Masyarakat Papua (SPMPMP) di Sulawesi Utara meneriakkan yel-yel yang menghujat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Demo yang berlangsung di Kota Manado, Selasa (23/10/2012), itu diikuti ratusan masyarakat Papua yang ada di Sulut. Para pendemo yang mengenakan simbol-simbol Papua tersebut meneriakkan berbagai yel, antara lain "Referendum Yes", "Otonomi No", "Papua Merdeka".


Ketika koordinator demo meneriakkan "SBY", para pendemo secara serempak menjawab "kanibal". Koordinator lapangan (korlap) demo, Nenaluck, ketika dikonfirmasi mengenai teriakan tersebut menjelaskan, itu merupakan ekspresi kekecewaan orang Papua terhadap pemerintahan saat ini.


"Seperti anda lihat sendiri melalui foto-foto yang kami bawa hari ini, banyak saudara kami yang mati karena ketidakadilan di tanah Papua," katanya dengan penuh semangat.


Selain meneriakkan hujatan terhadap pemerintah, di antara para pendemo terlihat pula ada yang menggunakan simbol-simbol bendera Papua, Bintang Kejora.


Demo yang dimulai dari halaman Rektorat Universitas Samratulangi lalu menuju ke halaman Gedung DPRD Sulut berjalan dengan tertib dan terkendali. Walau sempat memacetkan jalanan kota Manado dan diisi dengan tari-tarian para pendemo, demo berlangsung aman berkat pengawalan ketat aparat kepolisian. 

 

PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU PENGETAHUAN

PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU PENGETAHUAN



Sejak akhir abad ke-19 hingga kini, salah satu persoalan besar yang diangkat para pemikir muslim adalah sikap yang mesti diambil terhadap ilmu pengetahuan modern di dunia Barat. Perdebatan mereka dilatarbelakangi kesadaran bahwa dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi pada zaman modern ini, umat Islam telah jauh tertinggal oleh dunia Barat. Perbincangan tentang Islam dan ilmu pengetahuan sejak akhir abad ke-19 itu memiliki dua aspek penting.


Pertama, periode tersebut ditandai banyak perkembangan baru dalam pemikiran Islam. Penyebab utamanya adalah kontak dan interaksi yang intensif pada beberapa kasus, bahkan berupa benturan fisik  antara dunia Islam dan peradaban Barat. Gagasan seperti “kemoderenan” serta modernisme, westernisasi atau pembaratan, dan sekularisme menjadi objek utama perhatian para pemikir muslim. Demikian luasnya penyebaran gagasan baru itu, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pemikiran baru Islam lahir dari keinginan untuk menanggapi fenomena tersebut.

Kedua, sejak awal perkembangan Islam, ilmu yang berdasarkan pengamatan, wahyu, atau renungan para sufi, sebagai induk ilmu pengetahuan selalu mendapatkan perhatian para pemikir muslim. Bertolak dari kecenderungan di atas, perhatian tersebut mengambil bentuk tanggapan terhadap perkembangan pesat ilmu pengetahuan modern di dunia Barat, yang dianggap tidak berinduk pada suatu ilmu yang benar. Tanggapan itu, pada dasarnya lebih merupakan reaksi dari beberapa pemikir dan aliran pemikiran yang merupakan penyempitan wilayah wacana tentang ilmu dan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya masa awal perkembangan intelektual Islam.

Sejak abad ke-19, usaha untuk memberi tanggapan tersebut melahirkan sebuah diskursus pemikiran antara Islam dan ilmu pengetahuan yang amat beragam. Tanggapan tersebut dapat berarti usaha apologetis untuk menegaskan bahwa ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Barat sebenarnya bersifat Islami. Dapat juga merupakan usaha mengakomodasi sebagian nilai dan gagasan ilmu pengetahuan modern karena dianggap Islami, dengan menolak sebagian lain. Tidak  bisa dipungkiri,  usaha Islamisasi berbagai cabang ilmu pengetahuan dan penciptaan sebuah filsafat ilmu pengetahuan Islam, pada  akhirnya adalah upaya untuk  merekonstruksi pandangan dunia serta epistemologi Islam.

Kesemua tanggapan itu dapat dikelompokkan ke dalam dua wacana besar. Pembagian atas dua wacana ini sebagian bersifat kronologis dan  tematis. Wacana pertama, yang berkembang sejak abad ke-19, terfokus pada penegasan bahwa tidak terdapat pertentangan antara ilmu pengetahuan dan Islam. Penegasan tersebut didasarkan pada pandangan instrumentalis tentang ilmu pengetahuan, artinya pandangan bahwa ilmu pengetahuan sekedar alat dan tidak terikat pada nilai atau agama tertentu. Sementara hingga kini wacana tersebut masih kerap muncul, ada pula wacana baru yang mendominasi perbincangan tentang ilmu pengetahuan dan Islam, setidaknya sejak akhir tahun 1960-an, yaitu tentang Islamisasi ilmu pengetahuan.

Pandangan Instrumentalis tentang Ilmu Pengetahuan 

Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon menduduki Mesir pada 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau pengaruh Eropa. Serangkaian peristiwa kekalahan berjalan hingga mencapai puncaknya dengan jatuhnya Dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi militer Barat.

Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peran penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh penguasa Utsmani menjadi Pasya pada tahun 1805, dan memerintah Mesir sampai dengan tahun 1848. Percetakan yang pertama didirikan di Mesir awalnya ditentang para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Muhammad Ali mendirikan beberapa sekolah teknik dengan guru-guru asing. Ia mengirim lebih dari 400 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. di beberapa wilayah Arab lain, seperti Oman dan Aljazair, upaya peng-Islaman informasi sosial serupa tampak di Turki Usmani.

Dalam situasi seperti ini, ketika teknologi muslim jauh tertinggal dari Eropa dan usaha mengejar ketertinggalan ini dilakukan muslim memberikan tanggapan dalam dua hal, yaitu merumuskan sikap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban Barat modern, dan terhadap tradisi Islam. Kedua unsur ini sampai kini masih mewarnai pemikiran muslim hingga kini.

Di Timur maupun Barat, pada hakekatnya mengakui akan adanya hubungan yang spesial antara Islam dan ilmu pengetahuan. Walaupun latar belakang dari kedua kelompok ini memiliki pokok persoalan berbeda, yakni yang satu dilandaskan kepada kepercayaan, sedang yang lain kepada rasio dan akal sehat, namun hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan tidaklah antagonistik tapi justru saling menguatkan. Sejak dari semula, yaitu ketika wahyu pertama diturunkan dengan kata-kata yang tidak lain dari: Baca (Iqra’), sampai kepada wahyu terakhir, ketika Allah telah menyempurnakan Islam itu sebagai agama yang terakhir, sikap Islam terhadap ilmu sangatlah positif dan konsisten sekali. Tidak ada satu ayat pun dari Al-Qur’an maupun ucapan Nabi sendiri yang memperlihatkan antagonisme antara iman dan ilmu.

Al-Qur’an telah menempatkan ilmu pengetahuan dalam kedudukan yang demikian tinggi, sehingga seperti yang dikemukakan oleh Dr. Muhammad Ijazul Khatib dari Universitas Damaskus, tidak kurang dari 750 ayat, atau seperdelapan dari seluruh ayat yang menyuruh orang-orang mukmin untuk berfikir, mempergunakan penalaran dengan sebaik-baiknya, melakukan intizar (penyelidikan sistematik dan mendalam) tentang rahasia-rahasia alam semesta ini, dan menjadikan kegiatan-kegiatan ilmiah sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat. Betapa tingginya penghargaan yang diberikan oleh Al-Qur’an kepada ilmu dapat dilihat dengan memperbandingkan bahwa ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum yang mengatur segi-segi kehidupan umat hanyalah sepertiga dari pada ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu. Rasulullah sendiri telah memberikan julukan “Pewaris para Nabi” kepada mereka yang berilmu. Al-Qur’an bahkan menekankan keunggulan orang yang berilmu daripada yang tidak berilmu. Seperti dalam firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 9:



Artinya:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q. S. Az-Zumar: 9)

Selama sains atau ilmu pengetahuan itu tetap dalam upaya untuk mencari kebenaran dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam alam ini, tidak akan pernah ada masalah. Karena Islamlah yang pertama-tama akan mengajak dan menggalakkan manusia untuk mengungkapkan rahasia-rahasia alam itu serta mengambil manfaat dari padanya. Problematika kita bukanlah antara Islam dan ilmu pengetahuan (karena kaitannya jelas dan gamblang) tetapi antara muslim atau penganut Islam itu dan ilmu pengetahuan.

Islamisasi Ilmu pengetahuan

Setidaknya sejak dasawarsa 1970-an hingga sekitar awal 1990-an, berkembang sebuah wacana baru tentang Islam dan ilmu pengetahuan, dengan munculnya gagasan Islamic science (ilmu pengetahuan Islam) atau Islamization of knowledge (Islamisasi ilmu). Terlepas dari siapa yang pertama menggunakan istilah ini, dalam kenyataannya cukup beragam (kelompok) pemikir muslim yang memaknai istilah ini dengan berbeda-beda, bahkan tidak jarang terdapat pertentangan pendapat. Karena yang lebih populer adalah istilah dalam bahasa Inggris itu, ada beberapa hal penting dan menarik untuk dicatat dalam kaitanya dengan penggunaan kata ilmu pengetahuan atau sains, Islamisasi, dan kata Islamic dalam Islamic science.

Pertama, perkembangan berbagai istilah ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapkan ilmu pengetahuan modern kepada perkembangan intelektual Islam. Seperti telah dipaparkan di atas, sebetulnya hal ini telah dimulai sejak akhir abad ke-19. Namun, tidak efektifnya usaha mengejar ketertinggalan muslim dari Barat di masa lalu, pada perkembanganya hal tersebut mengkerucut dan mengkristal menjadi gerakan dengan orientasi baru pada beberapa kelompok.

Kedua, munculnya istilah baru, Islamic science dan Islamization of knowledge nyatanya hanya tampak sebagai  baju baru dari usaha yang telah dilakukan oleh beberapa pemikir di masa sebelumnya.

Istilah sains (science) sendiri baru mendapatkan maknanya yang khas dalam perkembangan kegiatan ilmiah di dunia Barat sejak beberapa abad. Di sana sains dianggap sebagai model cabang ilmu yang paling unggul, karena perkembangannya yang paling pesat dibandingkan cabang-cabang ilmu lain. Adalah anggapan tersebut yang melatar belakangi kebiasaan bahasa Inggris modern yang berbeda dengan kebanyakan bahasa lain. Untuk membedakan science, sebagai istilah yang dipakai untuk ilmu pengetahuan alam atau eksakta (pasti), dari berbagai cabang ilmu pengetahuan lain, terutama ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Perkembangan teknologi sebagai buah dari perkembangan ilmu pengetahuan ini juga amat memukau banyak orang, tidak terkecuali umat Islam. Sebagai akibat dari fenomena itu, sebagian ilmuwan muslim hanya berusaha mengejar ketertinggalan umat Islam dengan mengambil alih secara menyeluruh teknologi dan ilmu pengetahuan Barat modern. Namun, sebagian lain tidak puas dengan sikap itu dan menuntut Islamisasi ilmu pengetahuan atau pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Para penggagas ilmu pengetahuan Islam atau Islamisasi memulai argumennya dari premis bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Karena itulah nilai-nilai sebuah agama dapat masuk dalam pembicaraan tentang ilmu pengetahuan.

Jelas bahwa ilmu pengetahuan Islam adalah sebuah istilah modern. Kita tak bisa menemukan padanan istilah ini dalam literatur Islam klasik, termasuk dalam masa yang disebut Zaman Keemasan Islam. Bahkan, bisa jadi istilah ini digunakan pertama kali oleh kaum orientalis ketika kajian-kajian orientalisme modern dimulai akhir abad yang lalu. Pada tahun 1920-an, misalnya, sejarawan ilmu pengetahuan George Sarton dalam karya monumentalnya menggunakan istilah ini untuk menyebut sebuah periode dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan ketika dengan dukungan penguasa, para ilmuwan muslim (dan sebagian kecilnya adalah non-muslim) menghasilkan karya-karya besar dalam bidang ilmu pengetahuan. Orientalis George Anawati bahkan menyebutkan adanya upaya-upaya “Islamisasi” cabang-cabang ilmu yang diperoleh terutama dari tradisi Yunani itu. Ia juga menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan alam adalah bidang yang paling sedikit terkena Islamisasi dibandingkan dengan, misalnya, metafisika.

Jadi, di sini istilah Islami digunakan untuk menyebut dua hal sekaligus: yang pertama adalah suatu periode sejarah, sebagaimana istilah modern, abad pertengahan, klasik atau Yunani digunakan; yang kedua, suatu aktivitas yang disusupi nilai-nilai Islam. Kedua makna ini kerap muncul dalam perbincangan kontemporer tentang ilmu pengetahuan modern dan Islam.

Empat pemikir muslim kontemporer yang dapat mewakili wacana baru ini adalah Syed Hossein Nasr, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Ismail Raji al-Faruqi, dan Ziauddin Sardar. Bukanlah suatu kebetulan jika keempatnya terdidik di universitas-universitas Amerika dan Eropa dan terutama menulis dalam bahasa Inggris. Wacana baru ini memang berkembang terutama di kalangan komunitas intelektual Islam berbahasa Inggris, yang baru muncul secara jelas setelah paruh pertama abad ke-20 ini. Wallaahu a’lam bishshawab.

Strategi Penjualan dan Teknik Penjualan yang Efektif

Strategi Penjualan dan Teknik Penjualan yang Efektif


Strategi penjualan merupakan cara-cara di dalam proses penjualan yang dapat memberikan efek peningkatan pada nilai penjualan. Strategi penjualan dibutuhkan agar pelanggan merasa senang dengan gaya berjualan yang Anda lakukan. 

Ada orang-orang yang menjalankan usaha bisnisnya dengan strategi penjualan yang salah, sehingga pihak konsumen malah merasa tidak nyaman dengan proses penjualan tersebut. Konsumen akan merasa muak, bahkan merasa risih dengan kehadiran dan cara-cara Anda dalam berjualan sebuah produk atau layanan jasa.

Strategi penjualan yang unik dan kreatif akan menjadikan para konsumen lebih tertarik dibandingkan dengan cara-cara monoton yang sudah biasa dilakukan orang. Sebagai pengelola usaha bisnis, Anda harus mampu membangun strategi penjualan jauh-jauh hari sebelum Anda memulai sebuah usaha bisnis. Dengan adanya strategi penjualan yang baik dan jelas, maka dapat dilihat tingkat penjualan yang meningkat pada saat proses evaluasi. 

Bagaimana sebetulnya cara-cara untuk mewujudkan sebuah strategi penjualan yang terbukti menarik minat para konsumen? Berikut ini beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan terkait dengan strategi penjualan yang diminati konsumen:

1. Kualitas produk atau layanan jasa yang diberikan
Sebelum Anda sibuk merancang strategi penjualan yang mantap, pastikan lebih dahulu bahwa kualitas dari produk atau layanan jasa yang Anda tawarkan memang patut untuk dibanggakan. Ini secara langsung merupakan hal yang akan ditanyakan oleh konsumen pada saat akan membeli atau memakai layanan jasa. Jangan sesekali menipu pelanggan dengan tawaran kualitas produk atau layanan jasa yang Anda berikan, tak masalah jujur meskipun mungkin kualitas produk atau jasa Anda tidak sama dengan harapan konsumen.
Jikalau misalnya produk yang Anda tawarkan atau layanan jasa yang Anda berikan memang kurang berkualitas, pastikan bahwa produk atau layanan Anda memiliki keunggulan tertentu yang tidak didapati pada produk atau jasa yang ditawarkan pihak lain. Sehingga konsumen memiliki alasan yang kuat untuk tetap membeli produk atau layanan jasa yang Anda tawarkan.

2. Pelayanan yang baik pada saat proses penjualan
Di dalam menjalankan strategi penjualan yang baik, satu hal yang harus senantiasa Anda ingat adalah bahwa pembeli adalah raja. Artinya Anda sebagai penjual harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap para konsumen. Jangan sepelekan gaya bertutur kata, sikap, respon, cara menjawab pertanyaan konsumen dan sebagainya. Jangan sekali-kali bersikap kasar pada pelanggan, atau berwajah angkuh kepada para konsumen, karena akan berdampak pada pencitraan bisnis yang Anda kelola.

Di dalam hal ini, sangat penting menumbuhkan sikap sabar terhadap konsumen. Terkadang memang ada banyak hal yang membuat pihak pengelola bisnis menjadi terpancing emosi. Untuk hal ini memang diperlukan upaya pengelolaan emosional yang baik terutama untuk mereka yang bekerja sebagai penjual atau marketing
.
3. Promosi dan promosi
Strategi penjualan yang paling ampuh tak lain adalah upaya promosi yang maksimal. Sehebat apapun produk atau jasa layanan yang Anda berikan, jika tidak ada upaya promosi yang maksimal, maka angka penjualan Anda akan biasa saja. Namun sebaliknya, meskipun kualitas produk atau layanan Anda biasa saja, tapi promosi berjalan maksimal, maka hasilnya akan akan lebih berefek.
Promosi sebagai bagian dari strategi penjualan yang cukup ampuh berguna untuk memperkenal sebuah produk kepada masyarakat, tentang bagaimana kualitasnya maupun cara penggunaannya. Produk usaha baru juga penting diperkenalkan melalui kegiatan promosi.
Beberapa strategi penjualan di atas bisa langsung Anda coba untuk meningkatkan angka penjualan produk usaha atau layanan jasa usaha bisnis.